Friday, June 26, 2009

Magician Area

Oleh : Giacinta Hanna

Tentunya kita tahu mengenai lagu Si Gembala Sapi. Lagu ini menceritakan si gembala yang bekerja menggiring sapi untuk makan di padang rumput. Dan setelah petang, sapi pulang kandang dan si gembala menyenangkan badan. Tidak ada lagi yang dipikirkan.

Siang ini kulajukan kendaraan dengan kecepatan sedang karena jumlah kendaraan di depan Metropolitan Mall tidak terlalu padat. Mendekati lampu merah, aku memperlambat kecepatan mobil. Tiba-tiba teringat akan lagu itu ketika kusaksikan dari arah berlawanan, seseorang yang sedang menggiring motor di lampu merah dengan tongkat ajaibmya. Tongkat yang sewaktu-waktu bisa menyala.

Motor-motor berjejer rapi dibawah kendali, sebelum lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Ada sekitar sepuluh motor berada di barisan terdepan. Sungguh mengagumkan ternyata motor-motor bisa jinak jika bersamanya. Seperti kena sihir yang dipancarkan oleh tongkat ajaib. Rapi sekali barisan mereka. Pemandangan yang persis sama seperti di padang rumput dengan penggembala bertongkat panjang beserta ratusan sapi.

Pengendara terlihat disiplin namun siaga melihat perubahan angka merah yang menurun menjadi tiga, dua, satu dan tiba-tiba motor-motor melaju liar dengan kecepatan tinggi seperti ada sesuatu yang mengancam di belakangnya.

Seseorang itu kehilangan kendali, kembali sendiri dan termangu. Mungkin terlintas dalam pikirannya :

"Seandainya motor-motor bisa kuatur seperti di lampu merah, alangkah damainya dunia. "

Ternyata kekuatan sihirnya tidak mampu bekerja lagi ketika lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.

Aku tersenyum sendiri sambil melajukan kendaraanku, ketika lampu lalu lintas berubah warna.

Monday, June 1, 2009

Roti Bakar TASTY ku Dibajak Didepan Mata

Oleh : Giacinta Hanna

Saya lihat roti bakar berbentuk segitiga berjumlah empat buah ditata di atas piring keramik berbentuk segi empat mengelilingi kentang goreng.

"Ibu Dewi mau membuat menu baru ?" ujar saya, sangat ingin tahu mengenai kegiatan yang dilakukannya di depan mata.

"Ah, tidak. Saya cuma mau bantu teman yang akan buka cafe disebelah bilyar", ujarnya dengan muka bak kepiting rebus.

Mengapa dia tersipu-sipu bercampur gugup seperti itu? Pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
Saya penasaran. Saya hampiri lagi roti bakar yang siap dibidik dengan kamera poket.

Eh, iya betul. Ini roti bakar saya. Saya tahu persis dari isinya, penataan, potongan dan tebalnya. Kenapa ya ide saya mau dia foto? untuk keperluan apakah? Rasa terkejut sekaligus emosi berkecambuk dalam hati.

"Bu, itu kan roti bakar saya ya?" Ujar saya meyakinkan diri sendiri.
"Iya, baru tadi saya beli", katanya dengan nada datar.
"Lho, kenapa ibu foto?" kejar saya
"Cuma buat contoh. Temen saya mau buat cafe di lantai bawah sebelah bilyar", katanya lagi.

Ibu Dewi bekerja sebagai akunting di operator Food Court Jungle Paradiso. Namun di waktu luangnya dia juga menympatkan berbisnis jual HP dan sewa satu gerobak untuk menjual makanan kecil seperti kentang goreng, sosis nugget, roti tawar (dibakar atau digoreng??), dll yang terletak satu lantai dengan tempat dia kerja.

Kantornya dikelilingi para tenan yang berjumlah 21 buah. Dia bertugas untuk mengawasi kelancaran jalannya penjualan. Semua data penjualan dia pegang. Juga masalah pembayaran ke masing-masing tenan. Oleh sebab itu dia mengetahui omset yang diterima.

Kesempatan ini digunakan untuk mencari peluang baru. Tidak ada yang salah jika seseorang ingin memperbaiki taraf hidup, meskipun diketahui kondisi ekonomi jauh dari cukup. Namun ada cara yang baik dan tidak baik.

Seharusnya ibu Dewi melindungi dan menjaga rahasia dapur para tenan agar bisnis bosnya bisa tetap berjalan. Namun apa mau dikata? Bujukan uang dan ambisi bisa membutakan tindakan. Dipesannya roti bakar TASTY. Kemudian dia pindahkan dipiring yang lebih besar untuk ditambahkan dengan kentang goreng jualannya. Dan, simsalabim !!! Jadilah komposisi yang baru dengan Roti Bakar ide asli dari TASTY.

Yang saya tidak habis pikir, kenapa dia tega menjiplak hak cipta TASTY, salah satu tenan yang seharusnya dia lindungi? Mengapa tidak ada kesadaran dan tidak menghargai hak-hak seseorang yang mempunyai sebuah karya? Kenalkah dia akan UU No.19 tahun 2002 tentang Hak Cipta ?

Menu-menu yang saya sajikan itu sudah teruji baik rasa maupun kelayakan untuk jual. Pemikiran ini tidak terjadi dengan mudah, memerlukan riset dan kerja keras untuk mendapatkannya. Namun dengan begitu mudahnya dia curi, tanpa ada perasaan bersalah pula. Berani, sungguh berani !

Kecewa, gundah, sedih. Ya, tanpa bisa ditahan perasaan itu muncul begitu saja. Namun tantangan ini semakin memacu untuk bertahan. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi saya. Secara tidak langsung dia telah mengajarkan saya untuk melindungi hasil karya sendiri dari pencurian.

Saya sarankan sebaiknya kampanye STOP COPY PASTE diperluas lagi tidak hanya untuk tulisan, tetapi termasuk karya nyata. Mungkin slogan kampanye bisa diganti menjadi " Jangan membeli makanan hasil copy paste ".





Bagaimana Menghadapi Penerbit Modal Copy Paste Ya?
Apr 17, '09 11:30 AM for everyone

Di blog dan milis, sudah sering kita mendengar sekarang lagi trend penerbit modal dengkul yang menerbitkan buku resep dengan cara copy paste dari blog, MP atau milis teman-teman kita.

Mereka makin lama makin berani saja, bahkan ketika ditegur pun kabarnya mereka berani bilang bahwa itu sah-sah saja. Sebab internet katanya adalah 'public domain' - anda boleh akses dan download sesuka anda. Bahkan -ironis-nya- mereka biasanya toh pasang disclaimer di bukunya: dilarang mengutip dan ancaman hukuman denda Rp 1 M atau kurungan.

Benarkah demikian adanya ttg public domain?
Coba simak kutipan yang saya ambil dari sini:

Freely obtained does not mean free to republish.

These factors have reinforced the false notion that "freely obtained" means "public domain." One could argue that the Internet is a publicly available domain, not licensed or controlled by any individual, company, or government; therefore, everything on the Internet is public domain.

This specious argument ignores the fact that licensing rights are not dependent on the means of distribution or consumer acquisition. (If someone gives a person stolen merchandise, it is still stolen, even if the receiving party was not aware of it.) Chasing down copyright violations based on the idea that information is inherently free has become a primary focus of industries whose financial structure is based on their control of the distribution of such media.[36]
(Almost) everything written down is copyrighted.

Another complication is that publishing exclusively on the Internet has become extremely popular. In countries party to the Berne Convention, an author's original works are covered by copyright as soon as the work is put into a "fixed" form; no formal copyright notice or registration is necessary.

But such laws were passed at a time when the focus was on materials that could not be as easily and cheaply reproduced as digital media, nor did they comprehend the ultimate impossibility of determining which set of electronic bits is original.

All Internet postings (including blogs and emails) are copyrighted material unless explicitly stated otherwise.[36]The distribution of many types of Internet postings (particularly Usenetarticles and messages sent to electronic mailing lists) inherently involvesduplication. The act of posting such a work can therefore be taken to imply consent to a certain amount of copying, as dictated by the technical details of the manner of distribution. However, it does not imply total waiver of copyright.[36]

Untuk tujuan yang Non Komersil, mungkin anda boleh pakai dengan menyebutkan sumber-nya, tapi untuk tujuan Komersil, tentu tidak bisa bilang bebas karena itu public domain. Anda yang bergerak di bidang hukum dan konsen masalah ini, coba tolong dipelajari lagi.
Sebab, kalau di Yahoo.Groups, ada klausa di sini:

Kalau ndak sempat baca semua, baca sajah nomor 12:
NO RESALE OF SERVICE - You agree not to reproduce, duplicate, copy, sell, trade, resell or exploit for any commercial purposes, any portion of the Service (including your Yahoo! ID), use of the Service, or access to the Service.

Adakah cara kita menghadapi penerbit colong-colong begitu?
Mestinya ada.

Kita bisa kompak, semua masyarakat blog, MP atau milis, bersama-sama, memboikot mereka untuk jangan beli buku mereka. Kita foto cover buku mereka, buktikan bagian mana yang hasil copy paste. Lalu sebarkan ke milis-milis dan blog-blog teman-teman kita semua, serukan semua teman kita untuk tidak beli buku tsb.

Kalau bisa, kita juga hubungi toko-toko buku, pengecer atau toko-toko lain yang menjual buku hasil bajakan tsb. disertai buktinya, tentu. Supaya mereka tidak menjual buku-buku hasil bajakan tsb. Gunakan koneksi yang ada di antara teman-teman kita ke toko-toko buku tsb.
Kalau ndak ada yang mau beli, mestinya penerbit itu rugi sendiri toh? Biar saja buku-bukunya dijadikan bahan ganjel meja butut mereka tuh!
Bagaimana menurut anda?

Diijikan mengkutip dari Waroeng Ophoeng
http://ophoeng.multiply.com/journal/item/347/Bagaimana_Menghadapi_Penerbit_Modal_Copy_Paste_Ya