Friday, April 25, 2014

Sering Mengeluh, Tuhan akan bosan!

"Kamu tahu mengapa rejeki setiap orang berbeda? Kemarin saya bertemu seorang Bapak. Kerjanya mancing, santai akan tetapi mampu menyumbang ke gereja begitu besar, mampu membuatkan kaos untuk para pastur yang diberikan secara gratis, memberikan konsumsi gratis pada acara-acara tertentu di lingkungan gereja. Disamping itu ada Bapak lain yang kerja dari pagi sampai malam akan tetapi rejekinya 'kok seret'." ujar orang terdekat saya suatu waktu.

Saya sempat berpikir juga mengapa ya Tuhan memberikan ke satu orang begitu mudah hidupnya dalam kelimpahan harta sedangkan orang yang lainnya begitu sulit memperjuangkan sesuap nasi setiap harinya. Apakah mungkin Tuhan pilih kasih terhadap ciptaanNya?

Ataukah cara pandang manusia terhadap Tuhan yang salah? menuntut kepadaNya terlalu berlebihan dan membuat target yang berubah-rubah? Jadi seakan-akan orang tersebut tidak pernah ditolong olehNya. ataukah memang rejekinya yang terbatas?

Akhirnya saya memberikan sedikit padangan kepada orang terdekat tersebut. Mengapa kamu merasa hidupmu selalu susah dan setiap saat berkeluh kesah sedangkan orang tersebut begitu bahagia dengan kehidupan yang dia terima?

Ada kemungkinan permintaanmulah yang selalu berubah. Artinya ketika kamu meminta kepada Tuhan misalnya agar diberikan mobil dan Tuhan mengabulkannya, kamu bukannya merasa puas, bersyukur dan berterima kasih padaNya akan tetapi menuntut permintaan yang lain lagi misalnya agar diberikan rumah ke dua.

Ketika perjuangan untuk mendapatkan rumah kedua ini tidak begitu mulus, kamu menyalahkan Tuhan yang tidak memperhatikanmu dan merasa kamu sudah berjuang sepanjang hari tetapi belum ada tanda-tanda rumah ke dua ini akan kamu miliki. Akhirnya kamu berkeluh kesah terus dan merasa menjadi orang termiskin di dunia ini.

Jadi menurut saya yang terpenting dalam hidup ini adalah mensyukuri semua yang sudah Tuhan berikan kepada saya. Kebutuhan pokok, keluarga yang sehat, rejeki yang selalu ada, rasa bahagia ketika menikmati tontonan menghibur, bisa bercengkerama dengan anak-anak dan lain sebagainya. Itulah kekayaan yang sebenarnya yang lebih penting dibandingkan dengan kekayaan materi.