Tuesday, January 31, 2012

Sahabat Sejati

Oleh: Giacinta Hanna


Terilhat wajahnya begitu cerah bercampur rasa bangga mengalami begitu banyak orang yang menyapa, begitu banyak orang yang memberikan perhatian. Dia memang sedang populer dikalangan para pedagang karena sukses menjual barang dalam waktu singkat. Waktu yang tidak pernah dicapai oleh rekan-rekannya yang lain.

Dia menjamu banyak kawan di hotel-hotel berbintang untuk menunjukkan kesuksesannya.
"Bapak memang hebat", puji seorang kawan sambil menepuk bahunya dengan kagum.
Dia tertawa sumringah, hampir lupa daratan.
"Pak, jangan sungkan-sungkan menghubungi saya ya jika Bapak membutuhkan sesuatu", ujar kawan yang lainnya sambil memberikan kartu nama. Dia kembali tertawa namun kali ini lebih lebar karena senang ada 'klien' dari perusahaan besar yang mulai melirik bisnisnya.

Namun ada pepatah menyebutkan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Kehidupan ini selalu berubah silih berganti. Ada siang ada malam, ada senang ada susah, ada kaya ada miskin. Begitu pula dengan kehidupan dia. Tak terasa kesuksesan menjual yang diraihnya amblas pula dengan cepat akibat kebanggaan diluar batas. Dia bergitu percaya diri menjual barang kepada seorang sahabatnya dalam jumlah besar. Dia memperkirakan akan mendapatkan untung yang lebih besar. Tanpa diduga, sahabatnya tidak membayar barang-barang yang sudah dipesannya. Sahabatnya menghilang tanpa diketahui rimbanya. Dia hanya termenung. Bingung mencari uang pengganti barang-barang yang hilang. 

Dalam kebingungan, tanpa dia duga seorang teman lama menghubunginya. Adi namanya. Dia terkejut. Adi sering dia ejek-ejek karena lambat berbisnis. Akhirnya hubungan mereka menjadi renggang ketika dia kaya raya dan sukses. Dia jarang sekali mengundang Adi ke pesta-pesta yang dibuatnya. Padahal Adi pulalah yang telah menolongnya dulu ketika dia kesulitan mencari pekerjaan. 

Rupanya teman yang terlupakan selalu memperhatikan sahabatnya meskipun telah dicampakkan. Adi selalu mengamati kehidupan sahabatnya dari jauh. Tak terasa namun ada. Akhirnya dia menawarkan diri untuk menolong sahabatnya agar bisa keluar dari kesulitan. Adi merelakan tabungannya dipinjam untuk membayar barang-barang yang hilang. 

Dari cerita diatas kita bisa melihat bahwa ketika kita senang, kaya raya, populer, banyak orang yang kenal bahkan seperti sahabat yang bersedia menemani. Namun janganlah lupa bahwa akan sangat sulit mendapatkan sapaan dan perhatian ketika kita susah dan jatuh miskin.

Perhatian tulus dari seseorang ketika kita susah memberi tanda bahwa dialah sahabat sejati. Sahabat yang selalu ada baik kita senang maupun kita susah. Dan janganlah kita melupakan sahabat yang sudah sangat setia bersama  kita sampai kapanpun dan dalam keadaan apapun. 

Ada Gula Ada semut
Tony Q Rastafara

Kala kalung emas berlian
Melingkar di leher
Semua kemewahan
Uang tak ada serinya..
Sering kali teman, saudara,
Pasang muka manis, senyum lebar
Mengharap manismu

Kemana kau pergi
Selalu diikuti
Segala kebutuhan
Mereka siap melayani
Bahkan menjilat pantat
Akan dilakukannya
Dengan senang hati
Menunggu imbalan…

Suatu saat kemilau jatuh
Sinar redup semakin gelap
Habis manis sepah dibuang
Emas berlian tinggal kenangan
Satu – satu persatu
Semut semut menghilang
Mencari cari gula gula
Gula lainnya….