Wednesday, April 14, 2010

Sepenggal Nasehat
(Giacinta Hanna)

Ada kutipan yang menarik dari lagu yang berjudul "Jangan Menyerah"

Seringkali dengan mudah kita akan berkata bahwa kita tidak akan pernah mampu atau tidak bisa melewati segala sesuatu yang ada dihadapan kita hari ini. Namun satu yang perlu kita ingat bahwa dalam menempuh perjalanan ini, disaat naik ke gunung ataupun turun ke lembah, bahwa kita tidak pernah dibiarkan sendiri. Setiap melewati kehidupan, Tuhan selalu memberi kekuatan untuk menanggung segala perkara.

Dalam segala perkara, Tuhan punya rencana yang lebih besar dari semua yang terpikirkan. Apapun yang kuperbuat, tak ada maksud jahat. Sebab itu kulakukan semua dengan-Mu Tuhan. Ku tak akan menyerah pada apapun juga sebelum mencoba semua yang ku bisa, tetapi ku berserah kepada kehendakMu. Hatiku percaya Tuhan punya rencana.

Untuk itu, dalam setiap keadaan jangan pernah menyerah. Sebab Allah yang menyertai kita jauh lebih besar dari segala persoalan yang ada didalam kehidupan kita. Apapun yang kita alami tidak pernah melampaui kekuatan kita untuk menanggungnya.

catatan dariku :

Berat, memang terasa berat jika kita mengalami keadaan yang jauh dari harapan.
Lelah, memang terkadang ada rasa lelah ketika usaha yang sudah dilakukan belum memberi hasil.
Penat, memang rasa penat seringkali menghampiri jika perlawanan datang dari rasa cemburu

Namun janganlah bertumpu kepada persoalan yang ada. Lihatlah jauh ke depan. Ada impian yang hampir diraih. Jangan mudah menyerah ditengah jalan. Lawanmu akan bersorak sorai. Lawanmu akan merasa bahagia tanpa kehadiranmu. Karena sesungguhnya dia ingin menjatuhkan mentalmu demi memuaskan egonya sendiri. Dan kamu jangan terlena seditikpun.

Lawanlah dengan keyakinan penuh bahwa kamu berada di jalan yang benar. Galilah terus potensi yang ada untuk meraih hidup berkemenangan. Harapan dan semangat harus tetap ada dalam melalui kehidupan agar hidupmu tidak terbuang sia-sia. Setiap orang mempunyai arti asal diri sendiri menghargainya. Percayalah bahwa Tuhan memberikan anugerah yang besar untuk kita yang harus digali, dikembangkan, dibina agar nampak berkilau indah.

Monday, April 12, 2010

ARTI BERSYUKUR

Giacinta Hanna


Ada butiran peluh yang mulai timbul disekitar kening dan punggung saat teriknya mentari tengah hari menyentuh kulit dari balik kaca depan mobil. Suhu ruangan sekitar semakin meningkat. Sungguh membuat hati dan tubuh terpengaruh sangat. Emosi semakin bertambah jika sesekali ada kendaraan roda dua yang mendahului dari sebelah kiri dan kanan tanpa perasaan. Seakan-akan kendaraan roda empat menjadi pengganggu kelancarannya berlalu-lintas.

Untuk mengurangi rasa penat, terlintas ide menekan tombol tape recorder berfasilitas radio yang semula off menjadi on. Diseberang sana mulai terdengar seseorang sedang bercerita. Nada suaranya bersemangat sekali dan cukup menguras perhatian. Dia adalah salah seorang motivator kenamaan di tanah air.

Ada nasehat yang diingat sampai saat ini dan sangat menyentuh hati. Beliau mengatakan bahwa jika orang tertawa ketika hatinya bahagia itu adalah hal yang wajar. Dan jika orang menangis saat bersedih itu juga hal yang biasa. Namun merupakan suatu hal yang luar biasa jika dalam keadaan bermasalah, orang mampu tersenyum manis. Tentunya senyuman manis yang tulus dan keluar dari hati yang terdalam. Sungguh sulit melaksanakan nasehatnya namun jika mau belajar, tentu aku bisa.

Aku teringat saudaraku yang juga seperti ini. Begitu banyak masalah hadir dalam kehidupannya. Kami semua mengkhawatirkan keadaannya. Khawatir depresi, tidak bahagia dan khawatir jatuh sakit. Akan tetapi aku jarang sekali melihatnya bersedih dan berkeluh kesah. Bahkan setiap kali bertemu, garis bibirnya senantiasa melengkung ke atas ditambah canda ceria yang menghangatkan suasana. Ada rasa heran mengapa masih mampu tersenyum dalam keadaan kalut, sedih dan gusar? Kok bisa ya menutupi perasaaan hati yang sebenarnya sedangkan orang disekitar saja merasa khawatir tanpa sempat tersenyum ceria seperti dia? Tentu ada kemampuan yang istimewa dan luar biasa dalam dirinya.

Aku berpikir dan akhirnya mulai tahu. Dia mampu keluar dari rasa ego yang seringkali membelenggu diri. Kemampuan untuk menanggung segala masalah bukan menjadi beban hidup melainkan merupakan bagian dari proses pembentukan diri menjadikan dirinya kuat. Dengan kerelaan dan kepasrahan penuh akan campur tangan Tuhan dalam menyelesaikan segala perkara, membuat diri mampu tersenyum dalam keadaan kalut, sedih, gusar. Ya, dia memang senantiasa berbincang akrab dan mencurahkan semua masalahnya kepada Tuhan. Dia mau belajar dan merendahkan diri dihadapanNya.

Apakah ini yang dinamakan hidup penuh syukur? Aku percaya, ada sumur sukacita dalam diri yang memang telah dianugerahkan Tuhan untuk manusia. Saudaraku mampu menimba air dari sumur sukacita di dalam diri sehingga dalam keaadaan sedih masih mampu bersukacita. Disinilah letak keistimewaan yang seringkali diabaikan. Kemauan untuk belajar menerima keadaan apapun yang dialami dan menganggap semua adalah proses bertumbuh dalam iman kepada Tuhan.

Aku mengerti bahwa sungguh sulit menerima keadaan buruk dengan senyuman namun jika kita mau membuka diri dan belajar tentang misteri Tuhan untuk kita, maka kita akan senantiasa hidup penuh syukur. Aku mempunyai ide untuk membuka hari kita dengan menyapaNya, “Terima kasih Tuhan karena Engkau menambahku hidup satu hari lagi, kesahatanku baik, dan hatiku bahagia. Aku juga masih diberi kesempatan untuk merasakan kebaikanMu. Akan kujalani hidupku sepanjang hari ini sesuai keinginanMu.”

Ada kesimpulan yang kudapat dari pemikiran ini. Dengan menanamkan terus menerus pengertian akan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka akan tercermin pula di wajah yang selalu ceria, sikap yang ramah dan perilaku yang tenang. Inilah yang dinamakan hidup penuh syukur. Syukur kepada Tuhan apapun yang terjadi, baik ataupun buruk.

Suhu udara yang meningkat di dalam kendaraan tidak sempat lagi kurasakan dengan analisa yang cukup panjang ini. Tanpa terasa perjalananku berakhir dan ada sesuatu yang berubah dalam diri. Aku tidak lagi mengumpat pengendara roda dua itu meskipun meninggalkan goresan panjang dan cukup dalam di kendaraan yang aku bawa. Emosiku menjadi lebih terkendali dan ketika kulihat wajahku di cermin, garis lengkung di bibir mulai naik. Aku hanya berpendapat bahwa goresan ini toh masih bisa kuperbaiki. Masih untung bukan tubuhku yang tersentuh. Jika tubuhku yang diserempet bahkan ditabraknya , tentu masalah akan lebih besar lagi. Mungkin tubuhku akan memiliki goresan luka dimana-mana. Terima kasih Tuhan untuk hari berkesan yang Engkau berikan melalui seorang motivator.