Tuesday, October 28, 2008

Cocoknya bisnis apa nih?

(Dikutip dari Dexton Indonesia - Majalah Online untuk Pebisnis Pemula)
http://www.dexton.%20adexindo.%20com/

Ada orang-orang yang katanya cocok main saham, pintar sekali melipatgandakan uang dengan jual beli saham yang tepat. Ada lagi pebisnis MLM yang sukses punya passive income puluhan juta rupiah per bulannya. Atau, internet marketer yang bisa mendatangkan ribuan dollar dari internet hanya dalam hitungan hari saja. WOW!

Sebenarnya sih bukan perkara bisnis itu cocok atau tidak. Mereka juga tidak sukses dalam sekejap mata -hari ini pilih bisnis yang cocok, besok sudah untung jutaan rupiah. Tidak sama sekali!

Dibalik kesuksesan itu ada investasi, proses belajar dan usaha keras yang mengasah keahlian berbisnis mereka. Apakah mereka pernah gagal? Pernah. Tapi, apakah mereka langsung mundur ketika gagal? No way!

Bagi mereka, gagal atau salah itu bagian dari proses belajar agar mahir berbisnis. Yang penting, fokus belajar dari kesalahan untuk tidak mengulanginya di kemudian hari. Apa dulu waktu sekolah, kita langsung mundur dan berhenti sekolah tiap dapet nilai jelek?

Jadi, pilih saja bidang bisnis yang anda suka dan mulai belajar berbisnis. Bukan hanya sekedar baca teori dari Mr. X atau Mentor Y, tapi langsung dipraktekkan! Dengan praktek, anda akan lebih mudah belajar dan menguasai kondisi lapangan. Ambil paket bisnis bermodal kecil dan jalankan dengan sungguh-sungguh. Pastikan bisnis itu mendatangkan keuntungan dan anda pun bisa "naik kelas" -punya bisnis sampingan milik anda sendiri.
Kunci Orang Sukses
(Dikutip dari milis sebelah)

Setiap orang ingin sukses, apapun caranya. Namun untuk meraihnya, tentu saja tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan yang tidak ringan untuk meraih sukses yang Anda damba. Namun untuk mewujudkannya, ada baiknya jika Anda mencontoh tujuh hal yang melekat pada diri orang-orang sukses.

Philip Humbert memperkenalkannya untuk Anda di bawah ini:

1. Tingkat pemahaman mereka

Hal pertama yang mengagumkan dari orang-orang sukses adalah tingkat pemahaman mereka atas diri mereka sendiri. Mereka tahu nilai-nilai dan tujuan-tujuan mereka. Mereka pun merasa nyaman dengan pilihan yang telah mereka buat dalam hidup ini. Jika mereka melakukan kesalahan mereka menyesalinya, namun mereka mampu berdamai dengan masa lalu. Mereka juga penuh gairah, percaya diri, dan optimis dalam memandang masa depan.

2.Tujuan yang jelas

Orang-orang yang sukses memiliki tujuan yang tertulis, mulai dari apa yang harus mereka lakukan dalam 30 hari hingga program 10 tahun.Misalnya, para atlet yang sukses memiliki target untuk mencapai skor tertentu. Sedangkan pemimpin bisnis menuliskan target penjualan mereka. Mereka semua juga memiliki tujuan pribadi dan keluara yang dinyatakan secara detil sebagaimana tujuan profesional mereka. Saran yang kita semua pernah dengar bahwa: Tulislah tujuan Anda, benar-benar bekerja dan bermanfaat.

3.Hubungan yang kuat

Mereka semua memahami jaringan hubungan teman dan kolega mereka. Mereka memberikan penghargaannya pada pelatih atau rekan yang pernah mengajari mereka segala sesuatu. Mereka juga membukakan pintu kesempatan yang diperlukan. Mereka sangat berterima kasih dan menghargai bahwa kesuksesan adalah buah dari jalinan kemitraan dengan banyak orang yang berbeda selama bertahun-tahun.

4.Idealisme yang mengagumkan

Hal yang cukup menonjol dari orang-orang sukses adalah idealisme mereka. Mereka semua ingin melakukan suatu perubahan, mengisi hidup ini dengan penuh tujuan dan makna, atau meraih sebuah mimpi. Mereka dimotivasi dengan gairah untuk menciptakan dunia yang lebih baik, menyumbangkan sesuatu dan menolong orang lain.

5.Pragmatisme yang luar biasa

Seimbang dengan idealisme mereka, orang-orang yang luar biasa sukses ini ternyata juga amat praktis. Mereka berfokus pada pemecahan masalah, dan menggunakan tehnologi, informasi dan ketrampilan untuk meraih tujuan-tujuan yang terpenting. Mereka tidak tertarik pada teori-teori atau mempertahankan pilihan masa lalu dan tradisi-tradisi tua. Mereka menginginkan cara-cara yang praktis untuk menolong mereka sendiri dalam meraih tujuan.

6.Rasa ingin tahu yang dalam

Mereka mengobservasi budaya, membaca surat kabar, membaca tentang industri mereka. Mereka pun berusaha mempelajari semua hal yang ada di sekitar mereka. Mereka membaca tentang politik dan agama. Mereka ingin tahu tentang bursa saham dan belajar memasak. Saya terkejut bahwa sebagian besar dari mereka bukanlah ahli di bidang-bidang yang tersebut tetapi mereka amat terdidik, cerdas dan penuh rasa ingin tahu.

7. Disiplin pribadi

Mereka tidak mau membuang-buang waktu dan membohongi diri mereka sendiri. Mereka tidak membesar-besarkan atau mengecil-ngecilkan suatu masalah. Mereka tidak menggeneralisir. Orang-orang ini amat tepat saat mereka berbicara mengenai usia, hubungan, usaha atau impian-impian mereka. Angka dan tanggal, dollar dan sen, detil amat penting bagi mereka. Mereka mudah untuk diajak bicara dan jelas dalam berkomunikasi.

Setiap ketrampilan di atas memang dapat dipelajari oleh setiap orang! Tidak ada rahasia sukses. Sedangkan bakat, keluarga atau keberuntungan hanyalah sebagian kecil saja dari semua ini. Orang-orang yang amat sukses ini tahu apa yang mereka inginkan, dan menggunakan hubungan mereka, kerja keras, kesabaran dan disiplin untuk mencapai hasil yang luar biasa.

Demikian juga Anda! Semoga Anda sukses....!

Sunday, October 26, 2008

Membajak Ni Yee ..............

Oleh : Giacinta Hanna

"Bu, sebenarnya sudah lama saya ingin berhenti dari pekerjaan ini, namun saya tahan-tahan", ujar si Ujang , sebutan yang memiliki nama sebenarnya Deri pada suatu kesempatan.

"Pa, saya punya penyakit darah tinggi dan sekarang lagi kambuh. Saya mau istirahat di kampung. Pokoknya saya terakhir kerja disini sampai tanggal 30 dan semua karyawan yang saya bawa akan saya bawa pulang juga," ujar Arip, karyawan lain berujar.


Berbagai alasan klise sering diungkapkan para karyawan yang ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tidak ada yang namanya loyalitas, rasa peri kemanusiaan dan rasa kebersamaan. Dan biasanya kejadian ini berlangsung setelah Idul Fitri. Mereka ingin pindah kerja karena mendapatkan tawaran kerja dari kenalan yang didapatnya ketika bekerja ditempat sebelumnya.

Ujang dahulu adalah pegangguran di kampungnya. Untuk mendapatkan uang, terkadang dia menjadi tukang ojek. Selebihnya merokok siang dan malam. Tidak pernah solat. Sekolah hanya sampai SD. Dia bisa bekerja tanpa ijasah dan KTP karena dibawa oleh kakak tirinya ke Bekasi.

"Sok we lah, gawe naon wae asal jadi duit (Ayo aja, kerja apapun asal jadi uang)", ujarnya waktu itu.

Arip dahulunya adalah penjual sayuran di pasar. Makan maupun tidur di pasar. Namun dia bisa masak meskipun seringkali masakannya gosong dan rajin solat lima waktu. Tidak pernah sekolah formal.

"Neng, ini Arip. Arip lah ya yang kerja sama eneng," ujarnya di telepon.

"Eh, Arip. Boleh aja kerja sama saya. Tapi kudu serius ya. Kudu yang bener".

"Bener, neng. Arip serius", ujarnya meyakinkan.

Jadilah Arip dan Ujang menjadi karyawan sebuah stan makanan yang baru dirintis dalam waktu yang berbeda. Pada awalnya mereka bekerja semangat. Namun bersamaan dengan waktu, mereka mulai bergaul disekitar foodcourt, baik dengan sesama pegawai maupun dengan pemilik stand. Sikap mereka mulai berbeda.

Bulan ke dua Ujang dan Arip mulai punya sahabat sesama pegawai. Seringkali mereka meninggalkan tempat pada waktu bekerja untuk mengobrol, jalan-jalan ataupun tidur. Mereka saling bertukar informasi mengenai omset yang didapat oleh bosnya termasuk mengenai gaji yang didapat dan jenis pekerjaan yang harus dilakukan. Itu mereka lakukan jika bos tidak ada ditempat.

Akhir bulan ke dua mereka mulai membuat masalah. Ujang menginap di rumah sahabatnya ketika stand lagi ramai karena bulan puasa dan Arip mempermasalahkan ongkos pulang kampung yang harus ditanggung oleh bosnya untuk tiga orang.

Akhirnya Arip dan Ujang mengundurkan diri. Namun ada karyawan yang melihat Ujang di stand tetangga mengantarkan seorang pegawai. Harfis. Oh, dia telah dibajak. Ada juga yang menginformasikan bahwa Arip sudah ada yang mau menerimanya kerja. Torang Perasa. Oh, dia juga telah dibajak.

Ujang dan Arip adalah contoh dari karyawan yang mencuri ilmu kemudian keluar dari pekerjaan karena ditawarkan pekerjaan baru ditempat lain setelah mendapatkan keahlian dari tempat lama karena menerima bujukan akan mendapatkan gaji dan fasilitas yang lebih baik.

Usaha untuk menolong orang lain untuk keluar dari keterpurukan dibalas seperti ini. Air susu dibalas dengan air tuba. Kemanakah harus mengadu?


Tuesday, October 21, 2008

I Love You , Mom !

Sang ibu muda, melangkahkan kakinya di jalan kehidupan.

’Apakah jalannya jauh?’ tanyanya.

Pemandunya menjawab: ’Ya, dan jalannya berat. Kamu akan jadi tua sebelum mencapai akhir perjalanan ini... Tapi akhirnya lebih bagus dari pada awalnya.’

Tetapi ibu muda itu sedang bahagia. Ia tidak percaya bahwa akan ada yang lebih baik daripada tahun-tahun ini. Karena itu dia main dengan anak-anaknya, mengumpulkan bunga-bunga untuk mereka di sepanjang jalan dan memandikan mereka di aliran sungai yang jernih. Matahari bersinar atas mereka. Dan ibu muda itu berseru:

‘Tak ada yang bisa lebih indah daripada ini.’

Lalu malam tiba bersama badai. Jalannya gelap, anak-anak gemetar ketakutan dan ketakutan. Ibu itu memeluk mereka dan menyelimuti mereka dengan mantelnya. Anak-anak itu berkata:

’Ibu, kami tidak takut, karena ibu ada dekat. Tak ada yang dapat menyakiti kami.’

Dan fajar menjelang. Ada bukit menjulang di depan mereka. Anak-anak memanjat dan menjadi lelah. Ibunya juga lelah. Tetapi ia terus berkata kepada anak-anaknya:

’Sabar sedikit lagi, kita hampir sampai.’

Demikianlah anak-anak itu memanjat terus. Saat sampai di puncak, mereka berkata:

’Ibu, kami tak mungkin melakukannya tanpa ibu.’

Dan sang ibu, saat ia berbaring malam hari dan menatap bintang-bintang, berkata:

’Hari ini lebih baik dari pada yang lalu. Karena anak-anakku sudah belajar daya tahan Menghadapi beban hidup. Kemarin malam aku memberi mereka keberanian. Hari ini saya Memberi mereka kekuatan.’

Keesokan harinya, ada awan aneh yang menggelapkan bumi. Awan perang, kebencian dan kejahatan. Anak-anak itu meraba-raba dan tersandung-sandung dalam gelap. Ibunya berkata:

‘Lihat keatas. Arahkan matamu kepada sinar.’

Anak-anak menengadah dan melihat diatas awan-awan ada kemuliaan abadi Yang menuntun mereka melalui kegelapan. Dan malam harinya ibu itu berkata:

’Ini hari yang terbaik.. Karena saya sudah memperlihatkan Allah kepada anak-anakku. Hari berganti minggu, bulan, dan tahun. Ibu itu menjadi tua, dia kecil dan bungkuk. Tetapi anak-anaknya tinggi dan kuat dan berjalan dengan gagah berani.

Saat jalannya sulit, mereka membopongnya; karena ia seringan bulu. Akhirnya mereka sampai ke sebuah bukit. Dan di kejauhan mereka melihat Sebuah jalan yang bersinar dan pintu gerbang emas terbuka lebar. Ibu berkata:

’Saya sudah sampai pada akhir perjalananku. Dan sekarang saya tahu, akhir ini lebih baik dari pada awalnya. Karena anak-anakku dapat berjalan sendiri dan anak-anak mereka ada di belakang mereka.’

Dan anak-anaknya menjawab:

”Ibu selalu akan berjalan bersama kami... Meski ibu sudah pergi melewati pintu gerbang itu.’

Mereka berdiri, melihat ibu mereka berjalan sendiri... dan pintu gerbang itu menutup sesudah ia lewat. Dan mereka berkata:

”Kita tak dapat melihat ibu lagi. Tetapi dia masih bersama kita. Ibu seperti ibu kita, lebih dari sekedar kenangan. Ia senantiasa hadir dan hidup."

Ibumu selalu bersamamu….
Ia adalah bisikan daun saat kau berjalan di jalan
Ia adalah bau pengharum di kaus kakimu yang baru dicuci
Dialah tangan sejuk di keningmu saat engkau sakit.
Ibumu hidup dalam tawa candamu.
Ia terkristal dalam tiap tetes air mata.
Dia lah tempat engkau datang, dia rumah pertamamu.
Dia adalah peta yang kau ikuti pada tiap langkahmu.
Ia adalah cinta pertama dan patah hati pertamamu.
Tak ada di dunia yang dapat memisahkan kalian.
Tidak waktu, ruang, bahkan tidak juga kematian!

Thursday, October 16, 2008

Penghuni Negeri Bahagia

(dari milis tetangga)

AKUlah penciptamu. Aku akan turut campur dalam segala permasalahan hidupmu. Ingat, Aku tidak membutuhkan bantuanmu.

Jika engkau menghadapi situasi sulit yang tidak bisa engkau pecahkan, masukkan ke kotak SFGTD (something for God to do)-mu. Semua masalah akan terselesaikan, namun bukan menurut ukuran waktumu tapi waktuKU.

Sekali engkau masukkan masalah ke dalam kotak SFGTD-mu, engkau tidak perlu lagi melanjutkan kekuatiranmu. Lebih baik engkau terjunkan dirimu melanjutkan peran hidupmu saat ini.

Jika engkau terjebak kemacetan, jangan bringas. Karena ada orang-orang yang memang ditetapkan mendahuluimu untuk kepentingan yang mengungkapkannya saja dia sudah tidak mampu.

Saat engkau merasa hari-hari di kantormu tidak begitu baik, pikirkanlah orang-orang lain yang keluar dari kantor beberapa tahun lalu.

Ketika hubunganmu memburuk, pikirkanlah orang-orang yang sudah lupa rasa mencintai dan dicintai.

Saat engkau masih bisa menggunakan waktu akhir pekan untuk liburanmu; engkau masih lebih beruntung dari wanita penjahit yang bekerja 12 jam sehari, 7 hari seminggu demi anak-anaknya.

Saat mobilmu rusak, pikirkanlah orang yang bahkan untuk berjalan saja dia sudah tidak mampu lagi.

Ketika engkau berkaca di cermin merapikan rambutmu, pikirkanlah orang yang sedang sakit kanker yang selalu berharap rambutnya segera tumbuh.

Ketika engkau merasa menjadi korban dari kesalahan, kegetiran, pengabaian, ketidak-nyamanan orang lain, ingatlah sesuatu atau seseorang dapat saja salah, dan mungkin engkau salah satunya.

Banyak hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan renungan agar senantiasa disamping kita selalu berjuang menuju hidup yang lebih baik, kita selalu mensyukuri hidup ini.

Akankah engkau sampaikan pesan ini ke kawan-kawanmu? Jika ya, paling tidak engkau akan menambah Penghuni Negeri Orang Bahagia.
Kebutuhan Mencintai

(Copy dari salah satu milis)

Seorang anak dengan kesalnya mengusir ibunya untuk pindah dari rumahnya, bukan secara langsung tentunya, ia tidak akan berani melakukan itu, tetapi dengan berbagai sindiran yang membuat panas telinga sang ibu.


Akhirnya diputuskan untuk segera pindah kerumah anaknya yang lain saja. Bukan tanpa alasan, kekesalan demi kekesalan telah memuncak dikepala sang anak, mulai dari ibu yang cerewet, banyak mengatur, bahkan sampai mengkritik segala aktivitasnya yang menurutnya sudah tidak pantas lagi dikontrol oleh seorang ibu,

“aku sudah besar dan bisa hidup mandiri, sudah saatnya aku menikmati kebebasanku”, begitu omelnya dalam kemarahannya.

Waktu sudah malam dan sang ibu dengan kemarahannya juga sudah tidak sabar untuk pergi meninggalkan rumah anaknya itu, iapun sudah mengemas semua barangnya dalam koper, siap didepan pintu, dan menikmati tidur malamnya diruang tamu, ia tidak mau menikmati bahkan semalam lagipun di atas kasur dalam kamarnya di rumah anaknya itu.

Sang anak tidak bisa tidur sepanjang malam, berbagai keraguan mulai dirasakannya, entah benar atau tidak keputusannya mengusir ibunya itu, ini demi kebaikan ibu, itu dalihnya menguatkan keputusanya.

Berkali-kali ia keluar melewati ruang tamu, tempat ibunya tidur terduduk dengan memprihatinkan, dan rasa iba pun merasuki hatinya namun sesaat kemudian berbagai kekesalan yang dialaminya beberapa hari ini kembali menguasai pikirannya, ia pun masuk kembali kekamarnya dengan tidak peduli.

Beberapa kali, dan beberapa kali pula ia mulai meneteskan air mata, ketika melihat ibunya, entah mengapa berbagai kenangan indah masa lalunya seketika hadir, berbagai jasa ibunya yang belum sempat terbalas dan itu membuatnya menangis, tapi sekedar tangis, ia segera menghapusnya dan tetap pada keputusannya kemudian.

Malam segera berlalu, ia pun semakin gelisah, karena jika sudah sampai saat pagi, saat itu pula ia harus melihat ibunya pergi, antara kesenangan dan kesedihan yang dirasakannya. Dini hari itu ia berdiri didepan tubuh tua yang sedang lelap tertidur itu, tidak berbaring namun duduk sambil tertidur.


Beberapa saat pikirannya kacau, perang antara keputusannya untuk membiarkan ibunya pergi atau tidak. Sakit sekali terasa kepalanya, berbagai kenangan indah itu muncul, berbarengan dengan kenangan pahit yang semakin menyulitkannya menentukan pilihan. Ia memegang kepalanya,

Sesaat semua terasa hening, ia memperhatikan dengan seksama sosok ibunya itu, bukan ibu yang cerewet, menyebalkan dan menyusahkan yang hadir disana, tapi sosok penuh kasih, pembela nya, penjaganya dan pendukung utamnya, itulah ibu. Ia pun menitikkan air mata kembali seperti yang sudah dialaminya beberapa saat lalu, namun kini ia tidak sanggup untuk menahan diri dari meledakkan tangisnya, iapun berlutut dan memeluk kaki ibunya.

Sang ibu terbangun dan membelai lembut kepala anaknya.

“Maafkan aku ibu. Maafkan anakmu yang sombong ini. Bukan, bukan ibu yang membutuhkan cintaku, bukan pula aku yang membutuhkan cinta ibu tapi justru aku yang membutuhkan untuk mencintai mu, aku butuh melampiaskan perasaan cintaku, rasa berhutangku, rasa balas jasaku, rasa terimakasihku, perasaan… sebagai anak. Aku membutuhkanmu ibu… jangan pergi, aku butuh mencintaimu”

Sudah terpenuhikah kebutuhan untuk “mencintai” kita?


Monday, October 13, 2008

Pim...pim....pam....pam....

Duh, perut sudah menagih janji. Mulutpun sudah terasa kering namun pekerjaan hari ini baru separuh jalan. Kembali kukendalikan kemudi dalam diam sambil memasang lagu “Crazy Frog” untuk memberikan semangat.

“pim….pim….pam……pam……..Crazy Frog”.


Iramanya memenuhi ruangan seakan-akan berkata :

“maju terus.!!!”

Waktu 24 jam sehari terasa kurang. Seharusnya ada seseorang yang mampu merubahnya menjadi 36 jam sehingga ada waktu bagiku untuk istirahat sejenak. Aku ingin melepaskan penat ini dengan menghayalkan sesuatu yang menyenangkan hati. Setidaknya aku perlu waktu dua sampai tiga jam untuk makan, minum, chatting, melamun dan menonton film drama kesukaanku.

“Ah,…….bulshit! tidak mungkin,” aku menggelengkan kepalaku.

Tidak terasa aku sudah melewati tikungan terakhir. Tikungan yang sering membuat lututku lemas. Jurang disampingnya begitu curam. Tidak bisa kubayangkan jika aku terjatuh.

“ih,…….amit-amit jabang bayi!”


Akhirnya sampai juga di pintu gerbang. Gadis itu sudah menantiku dengan menyodorkan karcis parkir sambil tersenyum.

“Terima kasih, ya”, ujarku juga mengajaknya tersenyum.

Ah, ternyata dengan tersenyum separuh penatku hilang. Sungguh menakjubkan.


Tanjakan di tempat parkir berbentuk spiral. Aku harus menggunakan gigi satu tanpa AC ketika melaluinya. P1 sudah terlewati. P2, P3 dan akhirnya P4 sampai juga. Ada satu tempat parkir yang kosong.

"Terima kasih Tuhan. Engkau menyayangiku," gumamku memarkir kendaraan sambil menyeka peluh yang membasahi wajah dan leherku dengan tisu.

Aku kemudian memanggil karyawanku dengan HP setia tipe N 3310 untuk menolong membawakan semua barang-barang stok yang hampir habis. Cukup banyak bawaanku hari ini. Teh botol satu krat, minyak goreng, paprika merah dan hijau, kentang, beras, ayam, daging sapi, saus tiram dan masih banyak lagi. Ah, selesai sudah tugasku hari ini.

Beginilah rupanya berwiraswasta di bidang kuliner. Aku benar-benar harus mandiri. Berbelanja, menyiapkan stok, mengatur uang makan, gaji, mengatasi karyawan bermasalah, memasak jika salah satu karyawan tidak masuk kerja, siap dengan jawaban meyakinkan jika ada komplain dari pemilik Food Court, mengantar barang dan menyetir sendiri.

Seringkali depresi melanda jika ada kustomer yang tidak sabaran.

"Udah selesai belum? Cepetan yah,........bentar lagi saya mau nonton," ujarnya. Padahal baru saja satu menit yang lalu orang itu memesan makanan.

"Duh! Sabar...........sabar......."

Namun semangat timbul lagi ketika setiap malam menghitung banyaknya porsi yang didapat. Satu, dua, tiga,.........tujuh puluh porsi.......

"Cihui,........!"

Kembali lagu itu terngiang-ngiang ditelinga,

"pim........pim.......pam........pam..........Crazy Frog !"