Sunday, October 26, 2008

Membajak Ni Yee ..............

Oleh : Giacinta Hanna

"Bu, sebenarnya sudah lama saya ingin berhenti dari pekerjaan ini, namun saya tahan-tahan", ujar si Ujang , sebutan yang memiliki nama sebenarnya Deri pada suatu kesempatan.

"Pa, saya punya penyakit darah tinggi dan sekarang lagi kambuh. Saya mau istirahat di kampung. Pokoknya saya terakhir kerja disini sampai tanggal 30 dan semua karyawan yang saya bawa akan saya bawa pulang juga," ujar Arip, karyawan lain berujar.


Berbagai alasan klise sering diungkapkan para karyawan yang ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya. Tidak ada yang namanya loyalitas, rasa peri kemanusiaan dan rasa kebersamaan. Dan biasanya kejadian ini berlangsung setelah Idul Fitri. Mereka ingin pindah kerja karena mendapatkan tawaran kerja dari kenalan yang didapatnya ketika bekerja ditempat sebelumnya.

Ujang dahulu adalah pegangguran di kampungnya. Untuk mendapatkan uang, terkadang dia menjadi tukang ojek. Selebihnya merokok siang dan malam. Tidak pernah solat. Sekolah hanya sampai SD. Dia bisa bekerja tanpa ijasah dan KTP karena dibawa oleh kakak tirinya ke Bekasi.

"Sok we lah, gawe naon wae asal jadi duit (Ayo aja, kerja apapun asal jadi uang)", ujarnya waktu itu.

Arip dahulunya adalah penjual sayuran di pasar. Makan maupun tidur di pasar. Namun dia bisa masak meskipun seringkali masakannya gosong dan rajin solat lima waktu. Tidak pernah sekolah formal.

"Neng, ini Arip. Arip lah ya yang kerja sama eneng," ujarnya di telepon.

"Eh, Arip. Boleh aja kerja sama saya. Tapi kudu serius ya. Kudu yang bener".

"Bener, neng. Arip serius", ujarnya meyakinkan.

Jadilah Arip dan Ujang menjadi karyawan sebuah stan makanan yang baru dirintis dalam waktu yang berbeda. Pada awalnya mereka bekerja semangat. Namun bersamaan dengan waktu, mereka mulai bergaul disekitar foodcourt, baik dengan sesama pegawai maupun dengan pemilik stand. Sikap mereka mulai berbeda.

Bulan ke dua Ujang dan Arip mulai punya sahabat sesama pegawai. Seringkali mereka meninggalkan tempat pada waktu bekerja untuk mengobrol, jalan-jalan ataupun tidur. Mereka saling bertukar informasi mengenai omset yang didapat oleh bosnya termasuk mengenai gaji yang didapat dan jenis pekerjaan yang harus dilakukan. Itu mereka lakukan jika bos tidak ada ditempat.

Akhir bulan ke dua mereka mulai membuat masalah. Ujang menginap di rumah sahabatnya ketika stand lagi ramai karena bulan puasa dan Arip mempermasalahkan ongkos pulang kampung yang harus ditanggung oleh bosnya untuk tiga orang.

Akhirnya Arip dan Ujang mengundurkan diri. Namun ada karyawan yang melihat Ujang di stand tetangga mengantarkan seorang pegawai. Harfis. Oh, dia telah dibajak. Ada juga yang menginformasikan bahwa Arip sudah ada yang mau menerimanya kerja. Torang Perasa. Oh, dia juga telah dibajak.

Ujang dan Arip adalah contoh dari karyawan yang mencuri ilmu kemudian keluar dari pekerjaan karena ditawarkan pekerjaan baru ditempat lain setelah mendapatkan keahlian dari tempat lama karena menerima bujukan akan mendapatkan gaji dan fasilitas yang lebih baik.

Usaha untuk menolong orang lain untuk keluar dari keterpurukan dibalas seperti ini. Air susu dibalas dengan air tuba. Kemanakah harus mengadu?


No comments: