Wednesday, July 29, 2009

Oleh karena KasihNya, "Air mataku selalu diperhitungkan oleh Tuhan...........dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara yang indah !"

Monday, July 27, 2009

Sabarlah

Oleh Giacinta Hanna

Setumpuk piring kotor disediakan untukku setiap malam
Seember besar pakaian kotor sedang menanti untuk dibersihkan
Sekarung caci maki diberikan mertua kemarin sore
Sebongkah batu rasanya ingin kulemparkan pada si pemfitnah
Namun seberkas kesadaran hadir ketika sahabatku berujar : “sabarlah !”

Saturday, July 11, 2009

Benang Tipis itu Bernama Kebebasan

Oleh : Giacinta Hanna

Benang tipis itu melekat erat dalam benak Anisha. Selama ini meskipun tetap ada, benang itu tertutup oleh selaput tebal bernama belenggu. Selaput itu membatasi gerakkannya. Entah apa lagi yang harus dia perbuat agar selaput itu terbuka dengan sendirinya.

Semakin kuat dia berusaha membukanya, selaput itu semakin kencang mengikat. Elastisitasnya sangat berkualitas dan hampir sempurna. Tidaklah heran jika hasilnya mampu bertahan sampai puluhan tahun.

Selaput itu berada disana semenjak Anisha memutuskan untuk merubah kehidupan pribadinya. Keputusan yang sangat ceroboh karena hanya mencari kebahagiaan dan perubahan nasib. Tanpa pikir panjang, dia menerima begitu saja anjuran orang-orang sekitarnya untuk menjalani kehidupan baru, kehidupan berumah tangga.

Penjajakan selama lima bulan terlalu singkat untuk mengenal pribadi seseorang. Meskipun Anisha memiliki kepekaan rasa melebihi orang lain dalam menilai sifat seseorang, namun dia tidak mempu menilai orang yang bakal sangat dekat dihatinya.

Anisha belum siap. Benang tipis itu terlalu cepat tertutup tanpa sempat bernafas dan menunjukkan kekuatannya. Dormansi, ya benang tipis itu mengalami dormansi sebelum sempat diasah, dipupuk dan dibina.

Selaput itu mengandung tuntutan mengenai kesempurnaan dalam menjalani hidup berkeluarga. Anisha harus bertindak “menurut buku”. Makanan harus sehat, rumah harus rapi, pergaulan dibatasi, behubungan harus sesuai jadwal pelajaran, cari penghasilan tambahan? Oh, itu harus! Tapi dahulukan kepentingan keluarga. Hm,…………Anisha merasa layaknya “super woman”. Perfect!

Dalam kepasrahan, Anisha menemukan penangkalnya. Hanya cairan berisi pikiran positif yang mampu mengikis tipis selaput itu. Cairan itu ditambahkan terus menerus dengan penuh kesabaran. Setetes demi setetes hingga benang tipis itu terlihat kembali. Anisha terus berusaha entah sampai kapan.