Tuesday, May 27, 2008

Kita Pasti Mampu Beradaptasi

Oleh : Giacinta Hanna

Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup 1)

Mengeluh tehadap suatu kondisi yang tidak menguntungkan sering kita dengar akhir-akhir ini. Contohnya , sudah berlaku hemat namun uang hanya cukup sampai tanggal 10, naik angkot semakin mahal, sembako juga naik, daftar ulang anak-anak di sekolah mahal dan lain-lain.

Ya, memang kita hidup dalam saat-saat sulit dan perlu penghematan di segala bidang. Namun keluh-kesah tidak akan menyelesaikan masalah bahkan menimbulkan masalah baru yaitu rasa pesimis yang akhirnya berniat mengakhiri hidup.

Ditengah tututan hidup yang semakin sulit dengan kenaikan harga BBM sebesar 30 % beberapa hari yang lalu, sebenarnya manusia memiliki potensi alami untuk beradaptasi. Beradaptasi dalam berbagai hal seperti mempertahankan hidup, merespon positif dengan perubahan yang terjadi disekitarnya dan mengatasi kondisi yang ada.

Adaptasi bisa dimulai dengan kembali bercermin kepada diri sendiri dan mulai memahami mengenai prinsip dasar kehidupan. Dalam suatu milis, ditulis bahwa prinsip dasar kehidupan yaitu

1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari

2.Kejujuran dan integritas

3.Bertanggung jawab

4.Hormat pada aturan & hukum masyarakat

5.Hormat pada hak orang/warga lain

6.Cinta pada pekerjaan

7.Berusaha keras untuk menabung & investasi

8.Mau bekerja keras

9.Tepat waktu 2)

Adaptasi akan berhasil jika kita mau merubah perilaku kita dan ada kemauan yang keras untuk itu.

Jika diri kita sudah berubah maka kondisi ini tidak akan melunturkan semangat untuk mempertahankan hidup bahkan bisa menjadi pemacu agar "survive" sepanjang hidup sampai Tuhan memanggil.

___________________

Daftar Pustaka :

1)http://id.wikipedia.org/wiki/Adaptasi

2) http://www.mail-archive.com/alumnifisipunpar@yahoogroups.com/msg01163.html

Sunday, May 25, 2008

Happiness

Happiness always looks small when we hold it in our hands.
But when we learnt to share it, we realize how big and precious it is.

For someone who realize, its always there good
For someone who realize, happiness will add
For someone who realize, everything will be better
Eventhough he is not free from the enemy.


When we able gave a whole thing
To someone who we hate in the past
And someone accepted it very much also satisfied
The happiness came in our heart also mind

When we able forgot the sadness
It's happened in the past
Because of someone
Our heart more peachful

When we surrendered to Him
What it’s happened to us
Bad or good
Then our heart easier than before.

Wednesday, May 21, 2008

Andy, sahabatMu

Kerinduanku adalah selalu bersama-MU, berada didekapan-MU...Berbicang-bincang dengan-MU dan menyenangkan hati-MU dari waktu ke waktu. Mengalahkan keinginan dagingku, menjadi pemenang sampai pada akhirnya, sampai KAU ijinkan aku tutup usia dan kembali kepada-MU

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah bebatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya di mana banyak kendaraan yangmelaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Rumah Tuhan setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamati oleh seorang Imam yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

"Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah?"

"Ya!" Balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut,

"Jangan menyeberang jalan raya sendirian. Setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir kesini dan saya akan menemani kamu ke seberang jalan. Jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih," ujar Andi.

"Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal disini setelah pulang sekolah?"

"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan... sahabatku."

Dan Imam segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya berbicara sendiri, tapi kemudian Imam tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepadaNya.

Andy berkata, "Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya.Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan!

Aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya. Lucunya, aku nggak begitu lapar.

Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa...paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.

Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Tolong Tuhan...

Oh ya, Engkau tahu ibu memukulku lagi karena aku nakal. Ini memang menyakitkan,tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.Tuhan, Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini... di sini... aku rasa Engkau tahu yang ini kan? Tolong jangan marahi Ibuku ya? Dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku... Itulah mengapa dia memukul kami.

Oh Tuhan... Aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik di kelasku, namanya Anita. Menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei... ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau akan menyukainya.

Ooops aku harus pergi sekarang. Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Imam itu,

"Bapa , Bapa, aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun. Imam Agaton berbagi cerita ini kepada umatnya karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan. Suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari besar, Imam Agaton jatuh sakit sehingga dia dirawat di rumah sakit. Rumah Tuhan diserahkan pengelolaannya kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat.

Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka.Mereka sedang berlutut ketika Andy tiba dari pesta perayaan di sekolahnya, dan menyapa,

"Halo Tuhan... Aku..."

"Kurang ajar kamu bocah!!! Tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa???!!!keluar...!!!"

Andy begitu terkejut, "Di mana Imam Agaton? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya. Dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan , ini hari ulang tahun-Nya, aku punya hadiah untuk-Nya..."

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar gedung. Ia berkata,

"Keluarlah bocah... kamu akan mendapatkannya! !!"

Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut. Dia mulai menyeberang ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang, sebab di situ ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut di dalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.Waktunya hanya sedikit untuk menghindar, tapi itu tidaklah cukup...Dan...Andy pun tewas tertabrak.

Orang-orang di sekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang yang tak bernyawa tersebut.Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut namun penuh dengan air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,

"Maaf Tuan, apakah Anda keluarga bocah malang ini? Apakah Anda mengenalnya?"

Pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam segera berdiri dan berkata,

"Dia adalah sahabatku."

Hanya itulah yang dia katakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju bocah malang tersebut dan menaruhnya di dadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya kemudian menghilang.

Tuesday, May 20, 2008

Kreatifitas Dari Keterbatasan

Oleh : Giacinta Hanna



Gambar ini dibuat oleh Hubertus Benny Irawan, si sulung ketika ikut ke kantor papanya dan menunggu papanya bekerja. Keterbatasan fasilitas dalam keyboard tidak melunturkan semangat untuk berkreatifitas. Memang, dia senang sekali membuat gambar-gambar rumit layaknya gambar teknik. Sudah berim-rim kertas HVS diisinya dengan ide-ide polos anak umur 11 tahun namun terlihat brilian.

Suatu saat dia membuat gambar potongan kapal selam berlantai banyak lengkap dengan fasilitas makan, ruang kumpul, ruang tidur, dll beserta manusianya. Dilain kesempatan, gambarnya membentuk binatang aneh hasil imajinasinya.

Yah, kreatifitas seperti tidak ada habis-habis mengalir dari benak yang mungil. Namun saya masih belum tahu bagaimana menyalurkan bakat si sulung.



Monday, May 12, 2008

Fokus Pada Tujuan Bukan Pada Masalah

Oleh : Giacinta Hanna

"Apa engga salah dengar nih. Kamu mau buka usaha catering? emangnya kamu bisa masak?" ujar teman Rini sedikit mengejek.

Penilaian orang lain terhadap diri kita seringkali membuat "down" dan batal mengejar impian kita.

Setiap orang memiliki impian dalam hidupnya seperti menjadi penyanyi terkenal, pengusaha sukses, penulis terkenal atau apunpun itu. Impian ini yang memberikan semangat hidup. Namun seringkali pemasalahan-permalahan datang menghadang yang membuat kita patah semangat.

Permasalahan pasti ada namun yang penting adalah bagaimana cara kita menghadapinya. Jika kita menghadapinya dengan pikiran negatif, membuat kita lupa dengan tujuan. Hasilnya akan lain jika kita berpikir positif dan tetap fokus pada tujuan.

Impian kita besar dan kita harus berusaha untuk mencapainya dengan kesungguhan hati. Rasa ini akan memberikan kepercayaan diri dan akhirnya mendapat kepercayaan dari orang lain. Bagaimana mungkin orang lain percaya kepada kita jika kita sendiri tidak percaya pada diri sendiri.

Jika rasa ini sudah ada, maka bangkitlah dari tidur dan mulai melakukan sesuatu. Mulai hari ini, berdirilah tegap, berjalanlah cepat, hubungi dan temuilah banyak orang dengan penuh semangat. Langkah pertama ini bagian terpenting dari sebuah perjalanan. Tanpa langkah pertama, tidak akan ada perjalanan yang bisa terjadi.

Kemudian berketetapanlah dalam pelaksanaannya karena kekuatan yang sesungguhnya tidak datang dari yang kita miliki, melainkan datang dari yang kita lakukan. Dan karena kita tidak mungkin berhasil hanya dengan menggunakan kekuatan kita sendiri, maka kita dianjurkan mendapatkan dukungan dan bantuan dari orang lain.

Jangan lagi menunda untuk memperkenalkan diri kita kepada lebih banyak orang. Keberhasilan kita datang terutama dari mereka yang mengenal kita, bukan dari yang kita kenal. Mereka yang kita kenal, tetapi tidak mengenal kita dan kualitas-kualitas kita, tidak akan mampu membantu banyak.

Ada beberapa kutipan dari seorang konsultan bisnis yang patut dihayati :
  • Kita tidak boleh bernegosiasi dengan impian kita
  • Ber-negosiasi-lah dengan apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya
  • Tanpa memimpikan keadaan yang lebih baik di masa depan, kita akan kehilangan ketertarikan untuk hidup sepenuhnya.

Semoga bermanfaat!

Thursday, May 8, 2008

Pengalaman Yang Melelahkan

Oleh : Hubertus Benny Irawan

(Giacinta Hanna : Si sulung (11 tahun) katanya ingin menunjukkan kebolehan mengungkapkan isi hati dalam bentuk tulisan. Dan dia minta hasil tulisan dipostingkan di blog milik mamanya. Hm,...... udah datang order nih :-) )

Waktu itu ibuku sedang mengikuti kursus AutoCad di Atelier 6 selama satu bulan, tepatnya di Jakarta setiap hari Sabtu. Saat pertemuan yang ke empat aku ikut ibuku ke tempat kursus. Saat berangkat kami naik angkot. Ternyata angkot sudah tua hingga alas mobil berlubang. Aku bisa melihat jalan aspal dari lubang itu.

Angkot mengantar kami ke jalan besar. Perjalanan dilanjutkan dengan naik Bis Patas jurusan Pasar Baru. Setiba di halte bis dekat RS. St. Carolus, kami turun dan naik Bajaj. Badanku bergetar-getar saat duduk didalamnya karena mesinnya sudah seperti itu. Ya,.... mau bagaimana lagi?

Setelah tiba di tempat kursus kami masuk gedung munuju lantai dua. Diruangan kursus telah banyak teman-teman ibuku. Aku duduk disamping ibuku menunggu selama lima jam sampai kursus selesai.

Setelah selesai, kami pulang naik Bajaj lagi yang bergetar-getar itu sampai halte bis RS. St. Carolus. Tidak lama bis yang kami tunggu-tunggu datang. Kami kemudian naik dan memilih tempat duduk untuk dua orang.

Dalam perjalanan pulang aku tertidur pulas karena lelah. Tidak terasa kami sampai kembali dan naik angkot untuk sampai ke rumah. Akhirnya kami tiba di rumah pukul 20.49 WIB. Tubuhku masih lelah sehingga aku bergegas ke tempat tidur dan terlelap sampai pagi.



Wednesday, May 7, 2008

Bahasa Kasih Mempersatukan Perbedaan
Sapaan seperti “Wah, potongan rambutmu bagus !”, “Terima kasih, sayang”, dan lain-lain yang mengandung nada positif membuat kita merasa dicintai dan disayangi oleh orang terdekat ataupun oleh teman-teman kita.

Selain sapaan, dari tindakan sehari-hari juga bisa mencerminkan hal ini seperti membantu pekerjaan istri di rumah, mendengarkan dengan penuh perhatian ketika pasangan kita 'curhat', membelai lembut rambut anak-anak dan lain sebagainya
.

Semua ini adalah bahasa kasih. Meskipun hanya sebaris kalimat namun memiliki kekuatan yang mampu memberikan motivasi untuk berbuat lebih. Selain itu juga dapat memberikan rasa percaya diri bahwa dalam hidup kita dibutuhkan. Dan membuat perasaan kita tentram.

Gary Chapman dalam salah satu bukunya pernah mengatakan bahwa untuk berkomunikasi dengan orang yang kita cintai, ada 5 bahasa kasih yang bisa kita gunakan sesuai dengan keinginan dari orang tersebut. Kelima bahasa kasih tersebut adalah kata-kata, sentuhan, pemberian, waktu dan pelayanan.

Dengan sering menggunakan bahasa kasih, dapat mempersatukan perbedaan sikap dan perilaku sehari-hari dalam berhubungan dengan sesama yang akhirnya memuliakan namaNya.

Saturday, May 3, 2008

Mencintai Budaya Bangsa
Melalui Pentas Seni

Salah satu kekayaan bangsa Indonesia adalah keanekaragaman budaya. Namun rasa cinta terhadap budaya sendiri akhir-akhir ini memudar karena kuatnya pengaruh luar.

Usaha untuk mengatasi hal ini bisa melalui sekolah, misalnya dengan mengadakan acara Pentas Seni. Sekolah Dasar Marsudirini Bekasi memulai usaha ini. Acara Pentas Seni berhasil diadakan pada tanggal 3 Mei 2008.

Beruntung sekali saya sempat menyaksikan pertunjukkan hasil karya seni anak bangsa. Ketika saya sampai, saya disapa ramah oleh penyambut tamu yaitu para pendidik yang berpakaian dari beragam daerah. Di ruangan berikutnya nampak para penjual barang hasil dari bermacam-macam daerah seperti ukiran batu dari Yogyakarta, anyaman bambu, dan lain-lain.

Acaranya sendiri diadakan dipanggung bertenda biru di lapangan sekolah. Ruangan terbuka ini didesain sederhana namun bermakna. Hal ini diperkuat dengan adanya slogan yang juga berfungsi sebagai back-ground panggung bertuliskan "Dengan Pentas Seni Kita Mencintai Budaya Bangsa Sendiri"

Ketika acara dimulai, nampak anak-anak begitu antusias membawakan setiap acara yang ada. Melalui keindahan gerak Tari Piring dari daerah Sumatra Barat sampai Tari Mansorandak dari Papua dan alunan lagu seperti Sio Mama, Pulang Jo, Kuda Lumping, dan lain-lain mengembalikan ingatan kita akan salah satu kekayaan bangsa yang hampir hilang.

Mata pelajaran IPS mengenai budaya yang telah hafal mati kini bisa dirasakan penerapannya secara nyata. Secara tidak langsung anak-anak juga berlatih asah otak dan belajar bekerja sama. Mereka terlihat bangga ketika menari ataupun menyanyi.
Pakaian-pakaian daerah yang cukup 'ribet' tidak melunturkan semangat mereka untuk beraksi.

Begitu pula anak-anak yang menyaksikan di bawah panggung. Meskipun hanya beralaskan lantai con-block dan beratapkan langit, mereka tetap duduk diam sampai akhir acara. Semua terlihat begitu menikmati acara.

Suatu langkah yang patut dihargai dan menimbulkan decak kagum karena sekolah ini mampu memberikan warna yang lebih di dunia pendidikan. Tanpa perlu menampilkan wajah angker, para pendidik mampu berbaur dengan peserta didik. Mereka bagaikan sahabat dalam mentransfer ilmu.

Semoga anak-anak setelah mengikuti acara ini menjadi lebih mencintai dan bangga terhadap kebudayaannya sendiri dan akhirnya memiliki kepribadian nasional sendiri.