Saturday, May 3, 2008

Mencintai Budaya Bangsa
Melalui Pentas Seni

Salah satu kekayaan bangsa Indonesia adalah keanekaragaman budaya. Namun rasa cinta terhadap budaya sendiri akhir-akhir ini memudar karena kuatnya pengaruh luar.

Usaha untuk mengatasi hal ini bisa melalui sekolah, misalnya dengan mengadakan acara Pentas Seni. Sekolah Dasar Marsudirini Bekasi memulai usaha ini. Acara Pentas Seni berhasil diadakan pada tanggal 3 Mei 2008.

Beruntung sekali saya sempat menyaksikan pertunjukkan hasil karya seni anak bangsa. Ketika saya sampai, saya disapa ramah oleh penyambut tamu yaitu para pendidik yang berpakaian dari beragam daerah. Di ruangan berikutnya nampak para penjual barang hasil dari bermacam-macam daerah seperti ukiran batu dari Yogyakarta, anyaman bambu, dan lain-lain.

Acaranya sendiri diadakan dipanggung bertenda biru di lapangan sekolah. Ruangan terbuka ini didesain sederhana namun bermakna. Hal ini diperkuat dengan adanya slogan yang juga berfungsi sebagai back-ground panggung bertuliskan "Dengan Pentas Seni Kita Mencintai Budaya Bangsa Sendiri"

Ketika acara dimulai, nampak anak-anak begitu antusias membawakan setiap acara yang ada. Melalui keindahan gerak Tari Piring dari daerah Sumatra Barat sampai Tari Mansorandak dari Papua dan alunan lagu seperti Sio Mama, Pulang Jo, Kuda Lumping, dan lain-lain mengembalikan ingatan kita akan salah satu kekayaan bangsa yang hampir hilang.

Mata pelajaran IPS mengenai budaya yang telah hafal mati kini bisa dirasakan penerapannya secara nyata. Secara tidak langsung anak-anak juga berlatih asah otak dan belajar bekerja sama. Mereka terlihat bangga ketika menari ataupun menyanyi.
Pakaian-pakaian daerah yang cukup 'ribet' tidak melunturkan semangat mereka untuk beraksi.

Begitu pula anak-anak yang menyaksikan di bawah panggung. Meskipun hanya beralaskan lantai con-block dan beratapkan langit, mereka tetap duduk diam sampai akhir acara. Semua terlihat begitu menikmati acara.

Suatu langkah yang patut dihargai dan menimbulkan decak kagum karena sekolah ini mampu memberikan warna yang lebih di dunia pendidikan. Tanpa perlu menampilkan wajah angker, para pendidik mampu berbaur dengan peserta didik. Mereka bagaikan sahabat dalam mentransfer ilmu.

Semoga anak-anak setelah mengikuti acara ini menjadi lebih mencintai dan bangga terhadap kebudayaannya sendiri dan akhirnya memiliki kepribadian nasional sendiri.

No comments: