Sunday, September 23, 2007

Pudarnya Kesakralan Nilai Perkawinan
Lost of Marriage Lordy Value




Artikel ini telah dimuat di majalah HIDUP no.38 Tahun ke-61 . 23 September 2007 halaman 28.

Terima kasih untuk Redaksi majalah HIDUP.

This article has inserted in HIDUP magazine no. 38, 61st years, September 23th, 2007 pages 28.

Thanks a lots for HIDUP magazine editor.

“Rit, kapan kamu punya waktu luang? Kita coba ketemuan yuk. Siapa tahu kita cocok,” tulis lawan bicaranya saat chatting yang terjadi disuatu kantor.

Sepenggal kalimat ajakan ini merupakan awal peluang bagi para chatter melakukan perselingkuhan melalui media massa elektronik yaitu internet.


Ikatan suatu perkawinan akan tetap dianggap sakral jika mereka masih menghargai kehadiran pasangan di sisi mereka. Kehadirannya memberikan kepercayaan kepada pasangannya bahwa cintanya tak terbagi untuk siapapun selain dirinya. Janjinya tetap dipegang teguh sampai akhir hidupnya sama seperti janjinya saat menikah dulu.

Pernikahan dengan tata cara keagamaan yang sakral, agung dengan kemewahan pesta pernikahan menunjukkan bahwa mereka mempunyai akhlak yang jauh lebih baik daripada mahluk hidup lainnya yang mengisi bumi ini.

Akan tetapi, mengapa kesakralan perkawinan memudar akhir-akhir ini? Pengaruh kebudayaan modern terutama perkembangan teknologi melalui media elektronik seperti internet dan perubahan cara pandang adalah beberapa penyebabnya. Pelaku selingkuh bisa dengan mudahnya mendapatkan pasangan hanya dengan mengikuti salah satu milis persahabatan ataupun melalui chatting.

Sebuah grup konseling di AS mengatakan bahwa chat room sekarang telah menjadi salah satu penyebab tercepat retaknya hubungan suami istri. “Masalah itu bisa menjadi lebih parah seiring dengan makin banyaknya orang yang online dan gemar chatting,”papar Mileham.
http://artikelselingkuh.blogspot.com/

Chatting yang dilakukan bersama lawan jenis yang sama pada jangka waktu tertentu akan menimbulkan perasaan ingin berbuat lebih. Dengan adanya kebebasan mengungkapkan perasaan (curhat) tanpa memandang mata lawan bicara akan memberikan kebebasan berfantasy mengenai identitas diri tanpa lawan chatter mengetahui keadaan yang sesungguhnya.

Semakin lama ada rasa ketergantungan ingin bertemu melalui ruang maya dan akhirnya timbul rasa cinta yang merupakan titik awal perselingkuhan terjadi. Rasa cinta ini berbeda karena didalamnya mengandung sisi erotis bahwa mereka tidak saling tahu dan tidak harus bertanggung jawab.

Keimanan kepada Tuhan telah pudar karena mereka tidak memelihara hubungan denganNya secara erat dan harmonis. Mereka hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri untuk mengatasi semua permasalahan dalam menjalani perkawinan mereka. Ada kalanya mereka merasa lebih gembira karena hubungan mereka bersama pasangannya menjadi lebih harmonis setelah mereka melakukan perselingkuhan.

Banyak perselingkuhan terjadi dimanapun baik itu dilakukan secara terbuka maupun tersembunyi. Terkadang mereka tidak sadar akan hal ini dan hanya mementingkan kepuasan sesaat. Meskipun seorang pakar mengatakan bahwa 90% dalam pikiran laki-laki adalah sex dan pada dasarnya mereka itu heteroseksual, tetapi sangat tidak adil jika harus mengorbankan kesucian nilai dari sebuah perkawinan.

Ketidakharmonisan dalam hubungan rumah tangga ataupun hanya ingin disebut modern dan ikut-ikutan teman janganlah dijadikan alasan untuk berbuat selingkuh dengan seseorang. Alangkah sayangnya jika kesetiaan terhadap perkawinan yang selama bertahun-tahun dipegang teguh hancur begitu saja dalam waktu singkat ketika mereka mulai melakukan selingkuh.

Begitu banyak pengorbanan yang harus dialami nantinya karena ingin merasa hidup yang lebih hidup, kepuasan sex ataupun alasan lainnya. Perasaan itu hanya akan bersifat sementara. Pada akhirnya mereka akan menderita seperti kehilangan pekerjaan, jatuh miskin, keharmonisan keluarga hancur, kekosongan jiwa, tidak mempunyai pegangan hidup, putus asa dan berdosa kepada Tuhan.

Dalam beberapa kasus kebahagiaan yang lebih mungkin didapat dari pasangan selingkuh mereka dan jika mereka melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan mereka akan lebih bahagia. Akan tetapi bagaimana nasib orang-orang yang mereka tinggalkan?

Mereka mempunyai tubuh, jiwa roh yang berkembang terus. Mereka tidak mungkin dibuang dan dihapus begitu saja dari sejarah dan ingatan. Mereka yang ditinggalkan akan mengalami luka batin yang sulit disembuhkan. Jadi berhati-hatilah sebelum terlanjur dan janganlah bermain api jika tidak mau terbakar.

Saat ini banyak tersedia sarana konseling perkawinan bagi mereka yang mempunyai masalah dalam menjalani hidup bersama pasangannya. Alangkah baiknya jika sarana ini dimanfaatkan seoptimal mungkin demi tercapainya keharmonisan rumah tangga yang langgeng dan sesuai dengan ajaran Tuhan.

Ketika perasaaan goyah melanda,
kesesakan memuncak,
Tetes air mata menemani hidupmu,
Hiburan dan kasih yang kau dapatkan
Melalui jalan pintas
Kau rasakan benar adanya
Tetapi itu hanya sementara
‘Kan kau temukan kasih yang sejati
Dia adalah jawaban
Yang mengerti kebutuhanmu
‘Tuk hidup berkemenangan

No comments: