Thursday, August 20, 2009

Dicari 'Neng Geulis'
Oleh : Giacinta Hanna

Neng Geulis, pujaan engkang
Neng Geulis, engkang hoyong tepang
Upami teu aya pamengan
Langkung sae urang tunangan
Itu saha, anu make acuk beureum
Itu saha, anu make acuk hejo
pipi koneng
irung mancung
putri Bandung

Ketika aku berbicara dengan seorang teman yang tinggal di kota kembang, tiba-tiba aku teringat lagu Neng Geulis. Sebuah lagu yang menceritakan tentang seorang pemuda yang sedang merayu dan meminang gadis Sunda.

Temanku ini baru datang dari Dubai dan menceritakan bahwa mencari pasangan disana sulit karena postur neng geulisnya besar-besar dan tinggi melebihi dia. Anehnya yang dicari 'neng' yang ada di Jawa Barat. Apa ya kelebihannya?Hm,...jadi penasaran. Setelah aku selidiki, ternyata karena rumahnya di Bandung, jadi agar dapat berbicara bahasa Sunda.

Suatu waktu tanpa sengaja aku ngobrol dengan salah satu teman yang lain. Dia kalau pacaran tidak pernah mencapai waktu satu tahun. Dan pacar yang terakhir ini dipilih karena ingin mencari hal-hal yang berbeda yang tidak ditemukan dari pacar-pacar terdahulu. Ceweknya yang sekarang ini berusia 4 tahun lebih tua, merokok, sedikit 'badung' dan hidup 'nyantai'. Tapi katanya dia lebih merasa enjoy dengan yang terakhir ini.

Teman yang lain lagi gemar berpetualang dengan ibu muda dan usia lebih tua darinya, dengan alasan tidak perlu bertanggung jawab, lebih bisa menikmati, dan memiliki banyak uang. Namun ketika dia benar-benar jatuh hati kapada teman kantornya, cintanya bertepuk sebelah tangan karena temannya itu akan bertunangan dengan yang lain. Akhirnya dia mempunyai syarat dalam mencari pasangan hidup. Syaratnya adalah pasangan harus 'virgin' dan dia berjanji ketika telah mendapatkannya, akan bertobat dan akan menyerahkan seluruh hidup hanya untuk pasangannya.

Terdapat berbagai macam alasan dalam perjalanan mencari pasangan hidup. Terdapat berbagai macam jalur untuk menemukannya. Semua alasan itu sah-sah saja karena setiap manusia berhak menentukan pilihan yang bisa membahagiakan hidupnya. Namun ada suatu kekuatan yang ikut berperan sampai kita berhasil menuju ke jenjang perkawinan.

Amatilah dialog dibawah ini dan hubungkanlah dengan cerita diatas.

“ Mengapa minyak dan air tidak bisa bersatu?”
“Karena mereka berbeda,” ujarku
“Namun, mengapa mereka bisa bersama dalam satu wajan?”
“Karena koki memasukkan mereka bersamaan. Jadi mau tidak mau bersatu juga”

Begitu pula ketika telah mendapatkan pasangan hidup. Terkadang kita bertanya dalam hati. Mengapa pasanganku tidak sesuai dengan impian dan keinginanku, bahkan sangat bertolak belakang?

Seringkali sifat kita sangat berbeda dengan pasangan. Dua sifat yang berbeda kenapa dapat dipersatukan? Apakah untuk saling melengkapi agar menjadi suatu keluarga yang baru? Tentunya ada suatu kekuatan yang merencanakan ini semua. Siapa koki yang mempertemukannya? Dia yang peduli akan masa depan kita.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi pada diri. Kita juga tidak akan pernah tahu bagaimana jadinya diri kita di masa yang akan datang. Kita juga tidak pernah menduga siapa yang akan mendampingi kita dalam suatu wajan bernama perkawinan. Namun ada suatu kekuatan yang menginginkan kita hidup sesuai kehendakNya. Karena bukan kehendakku yang jadi, namun kehendakNya.

Berkat kehendakNya maka wajan perkawinan mempersatukan minyak dan air, dua perbedaan menjadikan hal baru yang lebih bermakna. Oleh sebab itu sudah menjadi kehendakNya jika kita dipersatukan dengan pasangan meskipun sangat berbeda sifat dan perilakunya. Semuanya ini untuk hidup yang lebih baik, saling melengkapi dan untuk memuliakan namaNya.

No comments: